Laju proses suksesi sangat beragam, tergantung kondisi lingkungan. Proses suksesi pada daerah hangat, lembab, dan subur dapat berlangsung selama seratus tahun. Hal ini dapat dibandingkan kejadian suksesi pada daerah yang ekstrim (misalnya di puncak gunung atau daerah yang sangat kering). Pada daerah tersebut proses suksesi dapat mencapai ribuan tahun.
Kecepatan proses suksesi dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut :
1. Luas komunitas asal yang rusak karena gangguan.
2. Jenis-jenis tumbuhan yang terdapat di sekitar komunitas yang terganggu.
3. Kehadiran pemencar benih.
4. Iklim, terutama arah dan kecepatan angin yang membantu penyebaran biji, sporam dan benih serta curah hujan.
5. Jenis substrat baru yang terbentuk.
6. Sifat – sifat jenis tumbuhan yang ada di sekitar tempat terjadinya suksesi.
Proses suksesi tidak hanya terjadi di daratan. Proses tersebut juga terjadi di perairan sehingga dapat membentuk suatu komunitas daratan misalnya di danau dan rawa. Danau dan rawa yang telah tua akan mengalami pendangkalan oleh tanah yang terbawa oleh air. Danau yang telah tua ini disebut eutrofik.
Selain pada tumbuhan, proses suksesi juga terjadi pada makhluk hidup lainnya. Suksesi pada hewan biasanya terjadi beriringan dengan proses suksesi pada tumbuhan.
Telah dijelaskan bahwa akhir suksesi adalah terbentuknya suatu komunitas klimaks. Berdasarkan tempat terbentuknya, terdapat tiga jenis komunitas klimaks sebagai berikut :
a) Hidroser yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air tawar.
Contohnya: Alga merah (Rhodophyceae)
b) Haloser yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air payau.
Contohnya: Mangrove
c) Xeroser yaitu suksesi yang terbentuk di daerah gurun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar